Rabu, 12 Agustus 2015

Keras-lah pada porsinya. (1)

Hai.. Assalamualaikum! Jadi, di tulisan kali ini aku bahas tentang Kekerasan nih baik ucapan, perlakuan, dll deh yang berhubungan sama kekerasan.
I don't know why, sekarang entah kenapa banyak orang yang terlahir punya sifat keras, nah kenapa bisa banyak orang keras faktor nya itu macem-macem, tapi faktor yang paling banyak faktor keluarga, banyak artikel yang mereka juga menuliskan yg paling utama mempengaruhi adalah lingkungan keluarga, dan klasifikasinya nih yang dari faktor keluarga:

-seberapa sering orang itu sedari kecil melihat di lingkungannya adu mulut, bertengkar, tertekan dengan kata-kata kasar, padahal tanpa disadari orang dewasa, seorang anak apalagi dibawah umur melihat, mendengar, merekam apa yg bakal dilakuin sama orangtuanya dan itu akan jadi kebiasaan anak tersebut.
-seberapa sering orang itu sedari kecil diajarkan kekerasan baik perilaku didepan mata kepalanya sendiri,
-seberapa seiring anak tersebut melihat bagaimana orang tuanya menyelesaikan masalah dengan emosinya

Hal-hal kayak gini bukan hal sepele, jangan dikira seorang anak tidak akan meniru tingkah laku orang tuanya sedetail apapun, seorang anak tidak mungkin bisa langsung memilah mana yang baik mana yang buruk, ini yg jadi titik fokus, orangtua harus memberikan kasih sayang yang penuh, memberi arahan petunjuk kepada anaknya bagaimana hal yang baik dilakukan. Jika ingin memarahi anak tersebut pun seharusnya dengan kata-kata yang halus, pelan, dan penuh kesabaran agar si anak juga melakukan hal yang sama jika menemukan suatu masalah pada saat ia besar nanti.

Orang keras itu boleh dibudayakan/diajarkan, tapi keras pada porsinya, Contoh keras jika orang lain tidak disiplin, bukan dengan harus memaki, menghina, bahkan dengan menyakiti perasaan. Jika hal ini terjadi di dalam lingkup keluarga, maka anak tersebut akan terus merasa terkekang, tertekan, dan tidak akan berani mengungkapkan pendapat, menjadi tidak terbuka, padahal sejatinya, sebuah keluarga itu harus bisa sama-sama terbuka, merasa nyaman di dalam keluarga tersebut, merasa saling menghargai, dan seorang anak akan merasa keluarga dan rumah adalah segalanya. Banyak orangtua yang tidak menyadari hal-hal kecil yang bisa merusak psikis, dan psikologi anak tersebut. Padahal seorang anak bila diasah pemikirannya pasti akan menjadi anak yang pintar, selalu berpikir positif, dan tidak ada dalam pikirannya untuk merusak dirinya sendiri.

Nah, ini peran orangtua untuk mengajarkan anak-anaknya sedini mungkin dengan hal-hal yang baik, inilah peran agama sangat penting, jika anak tersebut dididik dengan pegangan agama maka saat besar nanti dia akan baik sifat tingkah lakunya karena ingin mengamalkan nilai-nilai agama yang sudah diamalkan. Tidak ada anak yang bodoh, pinter-pinterlah orangtua untuk membimbing anaknya, dengan stop kekerasan. Yang pintar itu bukan anaknya, tetapi orangtuanya yang bisa menjadikan bibit kepintaran di esok hari. :)